Pages

Subscribe:

Rabu, 07 Maret 2012

MY ARTICLE

PEMANFAATAN PLASTIK OLEH SMAN 1 PURI
Plastik, plastik adalah salah satu hasil pengolahan dari minyak bumi. Plastik sangat bermanfaat bagi semua orang, mulai dari pengemis, penjual kue, pengamen, pengusaha sampai pejabat pastilah membutuhkan suatu barang yang namanya plastik. Tidak terkecuali semua warga di SMAN 1 PURI, mereka semua pasti dikelilingi oleh plastik. Mulai dari para tukang kebun, satpam, penjual makanan, siswa – siswi, guru – guru dan bahkan kepala sekolah juga sangat membutuhkan plastik. Namun dibalik kegunaannya yang sangat beragam ini, tersimpan berjuta – juta kerugian yang dapat berakibat fatal bila penggunaan plastik di bumi ini tidak dibatasi. Misalnya saja apabila plastik itu sudah tidak dapat digunakan lagi, orang – orang biasanya membuang plastik tersebut atau menimbunnya di dalam tanah. Dan perlu diketahui jika plastik itu terus – menerus ditimbun dalam tanah, plastik tersebut telah menyebabkan pencemaran tanah, yang mengakibatkan air sulit meresap ke dalam tanah, karena terhalang oleh plastik – plastik yang telah tertimbun tadi.
Selain itu, plastik biasanya akan dibakar bila sudah tidak berguna, dan hasil pembakaran ini menyebabkan polusi udara, karena asapnya mengandung gas karbon monoksida yang bisa menyumbang gejala global warming. Maka dari itu kita harus mengurangi penggunaa plastik. Seperti yang telah dilakukan oleh warga SMAN 1 PURI. Mereka telah berupaya untuk menyelamatkan bumi kita dari pemanasan global atau yang biasa disebut global warming. Di kantin mereka, telah tercanangkan sebuah peraturan, yaitu pengurangan penggunaan plastik, baik itu untuk membungkus makanan, ataupun untuk minum (sedotan). Selain itu, mereka juga tidak pernah menggunakan sabun di dalam kamar mandi mereka, tetapi mereka menggunakan klerek, yang terbuat dari ramu – ramuan herbal khas orang jawa, yang digunakan sebagai pengganti sabun dan juga bisa digunakan sebagai alternatif aroma terapi. Hal ini terjadi dikarenakan sabun itu terbuat dari bahan kimia. Dan bahan kimia juga berpotensi menyebabkan pemanasan global. Selain kedua cara yang spektakuler tadi, SMAN 1 PURI  juga mempunyai sebuah cara yang sangat membantu mengurangi jumlah populasi plastik di bumi ini, yaitu dengan cara 3R. Yang terdiri dari reduce, reuse dan recycle. Pertama yaitu reduce, yang berarti pemanfaatan kembali benda yang masih bisa digunakan. Kedua reuse, yaitu tidak menggunakan kalimat sekali pakai, tetapi terus – menerus menggunakan sebuah benda hingga benda itu rusak dan tidak bisa digunakan lagi, agar hemat. Dan yang terakhir yaitu recycle, yang artinya mendaur ulang atau memproses kembali barang yang sudah tidak bisa dipakai menjadi barang yang bisa dimanfaatkan. Seperti contoh, siswa – siswa SMAN 1 PURI telah berhasil mengubah benda bekas pembungkus minuman yang terbuat dari kertas karton berlapis plastik, menjadi berbagai kerajinan yang unik nan fantastik, menjadi sandal – sandal unik, tas unik dan berbagai kerajinan – kerajinan yang sangat unik. Kita semua sebagai warga bumi yang tidak ingin bumi kita menderita, seharusnya kita harus bisa meniru dan meningkatkan kegiatan – kegiatan yang bisa menyelamatkan bumi kita dari keterpurukan yang nantinya bisa berakibat fatal dan bisa memusnahkan semua populasi di bumi ini. Maka dari itu, kita canangkan kegiatan yang positif, kegiatan yang bisa mengubah hidup kita menjadi lebih tenang, dan tidak lagi dihantui rasa takut akan pemanasan global lagi.
SAVE OUR EARTH

this is it

PENGALAMAN DI AWAL BULAN FEBRUARI

Pada suatu pagi di awal bulan Februari yang indah ini, aku berangkat ke sekolah mengendarai motor kesayanganku yang sangat aku bangga-banggakan, si Macho. Sebuah sepeda motor bebek lansiran tahun 2006 bermerek honda berjenis Supra x 125R. Inilah motor pertamaku semenjak aku sekolah di Sman 1 Puri Mojokerto, di kelas Akselerasi (songong dikit nich). Aku berangkat ke sekolah jam 05.11 tepat, dikala itu matahari masih belum menampakkan cahayanya. Aku berangkat dengan sangat tergesa-gesa, karena kulihat di speedometer, bensinku sudah mulai habis, makanya aku percepat laju motorku. Setelah sampai di SPBU desa Sroyo, aku ingin mengisi bensin disitu, tetapi kulihat antreannya panjang banget, jadi kuputuskan untuk mengisi bensin di SPBU selanjutnya. Saat aku berada di SPBU desa Kedung Lengkong, hatiku lega banget, karena tidak ada antrean seperti di SPBU  desa Sroyo, akupun bergegas menuju pom dan membuka tangki bensinku.
“Selamat pagi mas, mau ngisi berapa?” sapa pegawai SPBU dengan sangat ramah.
“Sepuluh ribu aja deh mas, biar hemat!”jawabku dengan nada santai. Saat aku rogoh saku belakangku, masya allah, busyett!!! Dompetku ketinggalaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan!!!!!!!!
Akupun segera menahan tangan pegawai tersebut, “Maaf mas, gak jadi, aku disuruh jemput temanku dulu, di desa sebelah tuh.
“Oh, iya mas, gak apa-apa.” Jawabnya dengan sangat ramah.
Akupun sesegera mungkin pulang ke rumah untuk mengambil dompetku. Malu dong disuruh ngaku kalau dompetnya ketinggalan, mau ditaruh dimana nih mukaku yang pas-pasan ini. Bisa malu banget tau!
Mungkin saat ku bawa pulang, si macho agak kehausan, soalnya saat ku hidupkan mesinnya, dia agak ngambek, ya aku paksa aja, daripada gak nyampe sekolah. Rasanya lamaaaaaaaa banget nyampe rumah, kalo naek motornya pelaaan banget, soalnya sambil jaga-jaga kalau-kalau bensinnya tiba-tiba habis ditengah jalan, kan bikin malu. Ternyata, alhamdulillah si macho masih kuat, buktinya aku sampai di rumah dengan selamat sentosa, mengantarkan seorang rakyat indonesia, ke depan pintu gerbang rumahnya, untuk mengambil dompet yang ketinggalan. Hehehehehe
Sampai di rumah, ternyata penghuni rumah ini banyak yang kaget atas kedatanganku.
“Lo, kok pulang lagi dim? Masih lapar ya? Atau uang sakunya kurang?” tanya ayahku dengan nada sedikit mengejek. “Emmmm, anu yah, dompet ane (lo, kok pake ane segala, ini kan ngobrol sama ayah, bukan sama penghuni KASKUS.COM) ketinggalan, pas mau ngisi bensin, eh gagal ngisi deh, gara-gara saku belakangku kosong, hehehehe.” Jawabku dengan kata-kata yang sulit banget dikeluarin dari kerongkongan yang rasanya udah kering banget, akibat nahan malu sama pegawai SPBU.
“Ya udah, cepet dicari, udah siang lo dim, tuh udah diketawain sama atahari pagi yang indah sekali!!!!!!!” terka ayahku dengan nada yang sangat-sangat mengejek. Rasanya mukaku pengen banget aku robek deh.
Aku segera masuk ke dalam sebuah rumah yang sangat tidak asing lagi bagiku, rumah orang tuaku (aku bilang gini, soalnya aku kan belum punya rumah sendiri, daripada aku bilang kalau ini rumahku, entar jordan ngritik aku dech). Aku masuk tanpa mengetuk pintu, soalnya pintu udah terbuka dengan sendirinya (dibukain adikku maksudnya), serentak adikku bertanya akan kedatanganku.
“Lo kak, kok pulang lagi sih? Udah bosen sekolah yaaaa?” tanya adikku
“Ya enggaklah, dompetku ketinggalan tau!!!!!” jawabku dengan agak marah, tapi gak jadi marah sih.
Aku segera masuk ke kamar, meskipun ada sesuatu yang sangat membuat aku ingin makan, ada bau yang sangat menyenangkan hidungku, bau tumis ikan klothok. Ahhhhhh, pengen banget makan sepuasnya, saat kulihat jam di hapeku, wadaw, udah jam 05.45, bisa telat nih nyampe sekolah. Aku segera mencari dompetku ke seluruh penjuru dunia (cie elah, kayak ropi’i nyari’in juminten aja ce). Setelah sekian lama, ternyata dompetku ada di saku celana jeansku, masya allah, ternyata, setelah keluar tadi malem buat malem rabuan (pengennya sih malam minggu, tapi ramai kalau malam minggu, mending malam rabu aja, gak rame dan gak sepi, enjoy aja).
Dompet itu segera kuambil dan kukeluarkan beberapa lembar uang lima ribuan
(padahal cuma dua lembar), dan segera kutaruh di kantong jaketku, agar tak lupa kalau entar mau ngisi bensin.
Aku keluar rumah dengan sangat tergesa-gesa, saat di depan gerbang, aku diinterogasi lagi oleh ayahku. “Udah dompetnya?” tanya ayahku, “Udah kok yah.” Jawabku santai
“Hidungmu gak ketinggalan kan?????” tanyanya dengan meledek
“Udah dong, nih hidung pesekku masih nempel sejak rumah ini dibangun (apa urusannya sama pembangunan rumah ini, gak jelas)”
“Ya udah, ndang berangkat sana, entar kesiangan lo!”
“Oke yah, Assalamualaikum!”
“Waalaikumsalam, hati-hati.”
“Ciap yah.”
Aku segera meloncat ke motorku, dan memacunya sekencang-kencangnya supaya cepet sampai di SPBU terdekat. Sampai di SPBU desa Sroyo, aku segera memasukkan motorku ke dalam antrean orang-orang yang sedang mengisi bensin.
Kali ini dengan pede aku mengisi bensinku, den kulihat wajah si macho senang banget.
“tenang ya macho, kamu bisa minum kok.” Kataku sembari mengelus-elus kepalanya.
Setelah si macho kekenyangan, aku langsung berangkat menuju sekolahku tercinta, Sman 1 Puri Mojokerto.
Aku berangkat dengan riang gembira, tak pernah lelah mengejar cita-citaku hingga ke negeri Cina (jauh amat, menurut peribahasa sih gitu).
Setelah sampai di sekolah, alhamdulillah, ternyata belum terlambat, yessss. Akupun segera masuk ke dalam kelas. Di dalam kelas, aku sendirian. Sendirian, dan sendirian, ditemani helmku yang selalu setia menemaniku setiap saat. Tiba-tiba, ada yang membuka pintu kelasku.
“Omnyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah, lama amat, udah aku tungguin dari tadi tau, sampe capek aku tungguin dari tadi.” Kata seorang temanku yang lebay banget, melebihi besarnya gunung Arjuna (emang apa urusannya sama gunung Arjuna?).
Kemudian, teman-temanku datang silih berganti. Dan, teeeeeng teeeng teeeeeng. Belpun berbunyi. Saatnya aku dan kawan-kawanku melaksanakan pelajaran di hari ini.
Bla bla bla.................
Jam menunjukkan pukul 10 tepat, belpun berbunyi lagi. Teng teng teng teng.
Waktunya aku dan kawan-kawanku istirahat. Ada yang pergi ke kantin, ada yang pergi ke kantor (gayanya kayak orang kantoran, padahal maunya sih bayar SPP, hehehe), ada yang ngapelin pacarnya (bagi yang punya pacar, yang gak punya pacar, apelin aja pacar orang), sementara aku, tetep aja di kelas, sambil belajar dan mencari ilmu di internet (gaya banget, padahal lagi browsing dan nyari lagu-lagu baru tuh, hehe). Setelah sekian lama, akhirnya masuk juga. Dan sekarang waktunya pelajaran bahasa inggris, gurunya adalah, eng ing eng, madam Lish Muhshonati (maaf ya mom, kalau tulisanku salah, lagi tergesa-gesa banget nih). Setelah pelajarannya mom Lish selesai, sekarang ganti pelajarannya bu Anis Mahaeni Zunida, hahahahahahaha (kok pake ketawa sih, gak papa deh, yang penting hepi).
Sebelum bu Anis datang, aku baru ingat, kalau hari ini adalah waktunya ulangan pelajaran bahasa indonesia, dalam hatiku “Ya allah, ternyata aku lupa belajar”.
Akupun sesegera mungkin membuka modul bahasa Indonesia dan mempelajari pelajaran yang kemarin telah dijelaskan oleh beliau. Bab demi bab telah aku baca dengan cepat dan, aku tak tau aku mengerti dan hafal atau tidak, tapi aku bersungguh-sungguh agar nanti bisa mengerjakan semua soal-soal ulangan dengan lancar dan hasilnya juga baik bagi saya, nusa dan bangsa. Beberapa detik kemudian, jeng jeng jeng. Bu Anis pun datang dan membawa selebaran berupa soal-soal ulangan, kemudian beliau datang dan langsung duduk di bangku guru. Sembari duduk bersantai dan mempersiapkan soal-soal untuk ulangan hari ini, beliau berkata “Nak, ternyata soal-soal untuk ulangan hari ini kurang, tadi malam saya Cuma ngeprint 13 buah, dan ternyata soalnya kurang dua buah untuk ulangan hari ini” kata beliau. Kemudian ada yang nyeletuk, dan aku yakin itu adalah suaranya jordan.
“Bagaimana kalau soalnya difoto kopi saja bu?” kata jordan.
“Memangnya kalian punya mesin foto kopi?” kata bu Anis.
“Ya tentu punya dong bu!” kataku.
“Baiklah, kita fotokopi saja.” Sambut bu Anis.
“Tapi kita cek dulu bu, mesinnya masih bisa atau tidak, soalnya kemarin tintanya habis, jadi akan kami pastikan dulu.” Tegasku
“Okelah kalau begitu” sanggah bu Anis
Setelah itu aku, jordan dan benipun mengecek printer sekaligus mesin foto kopi milik kelas kami. Ckring, cekring, cekring. Mesin foto kopi dinyalakan. Ceking ceking cegesssss, kriet kriet kriet, cekeeeeeeeeng cesssssssssss.
“Bisa bu, mana soalnya?” pinta jordan.
“Sebentar, saya balik dulu soalnya, supaya kalian tidak mencuri-curi kesempatan dari saya.” Tegas bu Anis
“Ya terserah ibu saja sih, masak ibu tidak percaya kepada kami sih!” rengek beni.
“Ya percaya, tapi nanti kalau kalian melihat isi soalnya, kemudian kalian hafalkan soalnya, kan saya juga yang rugi, saya tidak ingin kalian rugikan” bu Anis menegaskan.
“Baik bu” kataku agak kecewa, hihihi.
Cekis cekis, cris sis sis sis sis sis. Crek crek crekz.
Beberapa lembar soalpun keluar dari mesin foto kopi. “Ini bu, soal-soalnhya sudah selesai.” Kata jordan.
“Iya, terima kasih ya nak.” bu Anis berkata dengan sangat lembut.
“Nah anak-anak kelas x-Aksel, ini soalnya sudah lengkap, sekarang semua buku harus diletakkan di bawah, tidak boleh ada sebuah bukupun yang tersisa di atas meja, yang tersisa hanya alat tulis dan selembar kertas tempat jawaban kalian, semua mengerti?” terang bu Anis
“Mengerti buuuuuuuuu!” jawab semua anak dengan sangat kompak
“Heh, itu kok masih ada buku tertinggal di atas meja, ayo segera dibersihkan!” bu Anis berkata dengan nada yang tinggi (pake suara sopran kali ya?)
“Ini lo bu Cuma buku diary ajah, gak ada keterangan tentang bahasa Indonesia sama sekali kok, percaya deh bu sama saya, pliss bu, gak apa-apa ya buku ini tetap ada di meja?” pinta jordan
“Tidak boleh, sekali tidak tetap tidak, walaupun ada badai yang datang menghadang, tetap saja tidak boleh ada buku yang tertinggal atau dibiarkan di atas meja!” bu Anis menegaskan
“Hemm, iya-iya bu.” Jawab jordan dengan sangat sedih sekali
Kemudian bu Anispun membagikan soal-soal ulangan. Setelah semua kebagian soal, kami mulai mengerjakan semua pertanyaan demi pertanyaan yang telah tertera di atas selembar kertas putih, yang dinamakan soal ulangan bahasa Indonesia.
“Aduh, susah banget sih ni soal, mana tadi malem aku belajar cuma dikit, huh sebel” jordan berkata dengan rasa menyesal
“Hemmm, kamu yang belajar tadi malam aja susah ngerjakannya, apalagi aku yang belajarnya barusan.” Kataku
“Ha? Barusan? Emang kamu gak inget ya kalau sekarang waktunya ulangan pelajaran bahasa Indonesia?” kata jordan
“Enggak, aku lo lupa lenk! (nama panggilan untuk temanku yang bernama asli jordan, yaitu coo-lenk)” tegasku
“Halah halah, kenapa tadi pagi gak bilang kalau kamu lupa belajar?”
“Heh, aku itu lupa, emang kalau orang lupa bisa ngingetin orang yang gak lupa eah?” kataku setengah berteriak
“Hayyo, ini ulangan, jangan berisik, sudah sana, kerjakan!” kata bu Anis agak marah
“I-iya bu”
“Kamu sih, bikin aku esmosi azah!” dampratku kepada jordan
“Iya-iya, maap!”
Kamipun mengerjakan soal ulangan itu kembali. Tiba-tiba, aku mendengar jordan tertawa kecil. Aku lirik dia, dia masih tertawa, aku lirik sekali lagi, eh dia malah tertawa dua kali, aku melihat dan melototin dia, eh dia gak berhenti-berhenti tertawa.
“Eh, kamu kenapa sih kok ketawa-ketawa terus?”
“Itu tuh, lihat!” kata jordan sembari mengacungkan telunjuk jarinya ke arah seorang guru kita yang tengah menguap sambil tertidur di atas singgasananya (aduh, kayak ceritanya tutur tinular aja yah, pake ada singgasana segala). Dan hanya dalam sekejap mata saja, aku tertawa lumayan keras (gak sopan amat ya). Lumayan lama kami tertawa, dan akhirnya bu Anis terbangun dari tidurnya yang lumayan panjang. Dan beliau berkata “Internetnya bisa ndak rek?”
“Bisa  kok bu.” Sahut jordan
Dan bu Anispun bergerak menuju ke tempat komputer, dan langsung menekan mouse dua kali di atas shortcut mozilla firefox. Dan aku tak tau lagi bagaimana kelanjutannya, karena aku sibuk mengerjakan soal ulangan. Sesaat kemudian, belpun berbunyi. Kami segera mengumpulkan hasil kerja kami. Tapi aku dipanggil bu Anis, aku disuruh untuk mengopikan hasil pencariannya di internet tadi. Setelah aku simpan, ternyata bu Zanis akan pergi meninggalkan kelas kami, dan busyeeeet, aku hampir lupa mengumpulkan hasil jawabanku. Aku segera berlari dan mengejar beliau.
“Bu, saya ketinggalan!”
“Ketinggalan apa, semua barang-barang ibu sudah ibu angkut semua kok.”
“Bukan bu, maksud saya, hasil ulangan saya belum saya kumpulkan.”
“Owh, ya sudah, mana?”
“Ini bu.”
Setelah membereskan semua barang-barangku, aku pulang, karena aku sudah kangen sekali dengan masakan ibu tadi pagi, yaitu tumis ikan klothok. Aku pacu si macho dengan kencang, agar sesegera mungkin aku sampai di rumah, dan segera makan. Sampai di rumah, aku tertegun melihat semua yang ada di atas meja makan. Ternyata masakan tadi, sudah disiapkan oleh ibu hanya untuk aku dan adikku, karena ayah tidak suka dengan masakan itu. Akupun makan dengan lahapnya. Selesai makan, aku lihat jam, waw, sudah jam 4 tepat, tapi hari masih hujan, ya sudah aku tunggu saja hingga hujannya reda, karena hari ini ada jadwalnya les matematika. Ya daripada bengong, aku mandi aja, itung-itung sambil nunggu hujannya reda. Selesai mandi, alhamdulillah hujannya sudah reda, aku segera sholat ashar, ganti pakaian dan berangkat les, tak lupa aku selalu memakai jas hujan biru kesayanganku. Aku berangkat dengan pelaaan sekali, karena jalannya licin abis. Sampai di dea Kebogerang, agak kupercepat laju si macho, karena jalannya agak sepi. Saat sampai di desa meri, aku melihat ada sedikit genangan air di tengah dan di pinggir jalan, aku cuek saja, aku terobos air itu, dan tiba-tiba. Brak sreeeeeeet bruakkkks. Ternyata genangan air itu adalah lubang yang sangat dalam, aku terseret si macho hingga berpuluh-puluh senti jauhnya. Astaghfirullahaladzim. Ternyata aku telah menyepelekan genangan air tersebut, dan ternyata genangan air itu diam-diam bisa membuat aku tergelincir bersama si macho. Ya allah, apakah ini sebuah pertanda buruk? Kemudian aku mengambil hape dan kutelepon ibu.
“Hallo, bu aku kecelakaan.”
“Iya, lho? Dimana?”
“Di desa meri bu.”
“Tapi kamu ndak apa-apa kan?”
“Ndak kok bu.”
“Bisa pulang sendiri gak?
“Insya allah bisa kok bu, ibu tunggu aja di rumah!”
“Ya sudah, hati-hati!”
“Iya bu.”
Akupun memacu si macho dengan sangat pelan sekali. Sesampainya di rumah, aku langsung memarkirkan si macho di depan rumah, dan masuk ke rumah. Aku langsung mengambil revhanol untuk membersihkan lukaku, dan memberinya sedikit betadine agar tidak infeksi. Kemudian ibu mengajakku ke dokter, agar luka itu segera diberikan pertolongan. Setelah itu, aku pulang, makan, minum obat dan tidur dengan sangat pulas.

Kamis, 01 Maret 2012

MERANA

whatever

Gue ga tau mau ngepost apa'an, tapi yang jelas gue pengen banget kayak temen - temen gue, yang bisa punya blog yang bagus - bagus beud, yaaaaa walopun sedikit alay sih, tapi gue ngiri, dan
akhirnya gue bikin blog juga.
hwahahahaha
udah ah, bau neh mulut gue.